HAKEKAT
AGAMA
Agama
yang pada hakekatnya adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secaraseksama
oleh setiap manusia.Dalam uraian ini akan kemukakan pengertian agama, hubungan
agama dengan manusia, manfa’at agama, klasifikasi agama,dan agama Islam.
A.
Pengertian agama
Agama
dalam pengertiannya dapat dikelompokkan pada dua bahagian yaitu agama menurut
bahasa dan agama menurut istilah. Beberapa persamaan arti kata“agama’’ dalam
berbagai bahasa :
1.
Ad din (Bahasa Arab dan Semit)
2.
Religion (Inggris)
3.La religion (Perancis)
4.
De religie (Belanda)
5.
Die religion (Jerman)
Secara
bahasa, perkataan ‘’agama’’ berasal dari bahasa Sangsekerta yang erat
hubungannya dengan agama Hindu dan Budha yang berarti ‘’tidak pergi’’tetap di
tempat, diwarisi turun temurun’’. Adapun kata din mengandung arti menguasai,
menundukkan, kepatuhan, balasan atau kebiasaan.
Din
juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam
bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus
ditinggalkan. Kata din dalam Al Qur’an disebut sebanyak 94kali dalam berbagai
makna dan kontek, antara lain berarti :
1.
Pembalasan (Q.S Al Fatihah (1) ayat 4.
2.
Undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S Yusuf (12)ayat
76.
3.
Agama yang datang dari Allah SWT, bila dirangkaikan dengan kata Allah (Q.SAli
Imran (3) ayat 83.
4.
Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar, yakni
Islam, bila kata din dirangkaikan dengan kata al-haq (Q.S AtTaubah (9) ayat 33
5.
Agama selain Islam (Q.S Al Kafirun(109) ayat 6 dan Q.S Ash Shaf (61) ayat 9.
Menurut
Abu Ahmadi agama menurut bahasa :
1.
Agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang diartikan dengan haluan,peraturan,
jalan atau kebaktian kepada Tuhan.
2.
Agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A. berarti tidak, Gama berarti kacau
balau, tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti
teratur.
Agama
menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat
manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama
manusia dan hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama adalah orang
yang teratur, orang yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya
maupun dengan orang lain dari segala aspek kehidupannya.
Sebuah
agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu :
1.
Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan mencipta alam.2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah
laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai
konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.
Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam
semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
Unsur-unsur
yang ada dalam sebuah agama.
1.
Adanya keyakinan pada yang gaib
2.
Adanya kitab suci sebagai pedoman
3.
Adanya Rasul pembawanya
4.
Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
5.
Adanya upacara ibadah yang standar
Klasifikasi Agama
Ditinjau
dari sumbernya agama dibagi dua, yaitu agama wahyu dan agama bukan wahyu.
Agama
wahyu (revealed religion) adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah
Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh
Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyu-wahyu dilestarikan melalui Al Kitab, suhuf
(lembaran-lembaran bertulis) atau ajaran lisan.Agama wahyu menghendaki iman
kepada Tuhan Pemberi wahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada
kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat
manusia
Agama
bukan wahyu (agama budaya/ cultural religion atau natural religion) bersandar
semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan
tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Contohnya agama
Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Confusianisme yang
berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu.
Perbedaan
kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living
Religious
of the World sebagai berikut :
1.
Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan wahyu
tidak demikian.
2.
Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak.
3.
Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang
diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
4.
Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir di
luar itu.
5.
Agama wahyu lahir di
daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras semetik.
6.
Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan agama
bukan wahyu agama misionari.
7.
Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan
elastis.
8.
Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spritual maupun
material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitik beratkan kepada aspek
spritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada
Confusianisme.
Agama
wahyu disebut juga agama samawi (agama langit) dan agama bukan wahyu disebut
agama budaya (ardhi/ bumi). Sedangkan yang termasuk dalam kategori agama samawi
hanyalah Agama Islam.
Adapun
ciri-ciri Agama Wahyu (langit), ialah :
1.
Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari
masyarakat,melainkan diturunkan kepada masyarakat.
2.
Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu
bukan menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.
3.
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4.
Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan
kecerdasan dan kepekaan manusia.
5.
Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak ( tauhid)
6.
Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia , masa dan
keadaan.
Adapun
ciri-ciri agama budaya (ardhi), ialah :
1.
Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
2.
Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul).
3.
Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami
perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
4.
Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya
( penganutnya).
5.
Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi
adalah monotheisme nisbi.
6.
Kebenaran ajarannya tidak universal , yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,
masa, dan keadaan.
. Hubungan Agama dengan Manusia.
Agama
merupakan kebutuhan (fitrah) manusia. Berbagai pendapat mengenai kefitrian
agama ini dapat dikaji pada beberapa pemikiran. Misalnya Einstein menyatakan bahwa
sifat sosial manusialah yang pada gilirannya merupakan salah satu faktor
pendorong terwujudnya agama. Manusia menyaksikan maut merenggut ayahnya,
ibunya, kerabatnya serta para pemimpin besar. Direnggutnya mereka satu persatu,
sehingga manusia merasa kesepian dikala dunia telah kosong. Jadi harapan akan
adanya sesuatu yang dapat memberi petunjuk dan pengarahan, harapan menjadi
pencinta dan dicintai, keinginan bersandar pada orang lain dan terlepas dari
perasaan putus asa ; semua itu membentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan
untuk menerima keimanan kepada Tuhan. William James
Pada
setiap keadaan dan perbuatan keagamaan, kita selalu dapat melihat berbagai
bentuk sifat seperti ketulusan,keikhlasan, dan kerinduan, keramahan, kecintaan
dan pengorbanan. Gejala-gejala kejiwaan yang bersifat keagamaan memiliki
berbagai kepribadian dan karekteristik yang tidak selaras dengan semua gejala
umum kejiawaan manusia.
Dari
beberapa pendapat itu dapat dipahami bahwa manusia terutama orang dewasa
memiliki perasaan dan keinginan untuk melepaskan diri dari wujud terbatas
mereka dan mencapai inti wujud. Manusia tidak mungkin dapat melepaskan
keterbatasan dan ikatan tersebut kecuali berhubungan dengan sumber wujud.
Melepaskan diri untuk mencapai sumber wujud ini adalah ketenangan dan
ketentraman, seperti diungkapkan dalam firman Allah surat Ar Ra’du (13)ayat 28.
Artinya
:’’ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenang.’’
Bahkan
bentuk kebahagiaan abadi yang merupakan arah yang hendak dicapai manusia dalam
kehidupannya adalah perwujudan ketentraman dalam dirinya,seperti difirmankan
Allah dalam surat Al Fajr (89) ayat 27-30.
Artinya
:’’ Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hambahambaKu,dan masuklah ke
dalam surgaKu.’’
Agama
sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya
cara pemenuhan semua kebutuhan. Posisi ini semakin tampak dan tidak mungkin
digantikan dengan yang lain. Semula orang mempercayai dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi kebutuhan akan agama akan mengecil bahkan hilang sama sekali,
tetapi kenyataan yang ditampilkan sekarang ini menampakkan dengan jelas bahwa
semakin tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia, kebutuhan
akan agama semakin mendesak berkenaan dengan kebahagiaan sebagai suatu yang
abstrak yang ingin digapai manusia. Ilmu dan teknologi serta kemajuan peradapan
manusia melahirkan jiwa yang kering dan haus akan sesuatu yang bersifat
rohaniah. Kekecewaan dan kegelisahan bathin senantiasa menyertai perkembangan
kesejahteraan manusia .
Satu-satunya
cara untuk memenuhi perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan itu dalam
bentuknya yang sempurna dan memuaskan adalah perasaan dan keyakinan agama.
Perasaan
ketuhanan pada dasarnya telah dimulai sejak manusia berada dalam peradaban
kuno, yang dikenal dengan kepercayaan animisme dan dinamisme,yaitu kepercayaan
akan roh-roh halus melalui perantaraan benda-benda yang mempunyai kekuatan
magis.
Pencarian
informasi tentang Tuhan melalui pikiran manusia, ternyata tidak ditemukan
jawaban yang dapat melahirkan keyakinan terhadap Tuhan yang dianggap sebagai
keyakinan yang benar, sebab pikiran-pikran itu tidak pernah terlepas dari
subyektifitas pengalaman-pengalaman pribadi manusia yang mempengaruhi
pikiran-pikran itu, sehingga dengan demikian Tuhan senantiasa digambarkan
sesuai dengan pikiran yang ada dalam diri manusia yang memikirkannya. Akibatnya,
timbullah beragam informasi dan gambaran tentang Tuhan yang justru menambah
kegelisahan manusia, karena logika akan terus mencari jawaban Tuhan yang
sebenarnya ?.
Mencari
kebenaran tentang Tuhan ternyata tidak dapat diperoleh manusia melalui pikiran
semata-mata, kecuali diperoleh dari Tuhan sendiri. Artinya informasi tentang
Tuhan dinyatakan oleh Tuhan sendiri, atau dengan kata lain, informasi tentang
Tuhan diberitahukan sendiri bukan dipikirkan oleh manusia, sehingga dengan
demikian informasi itu akan dapat diyakinkan kebenarannya. Informasi tentang
Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri adalah suatu kebenaran mutlak, karena
datang dari Tuhan sendiri. Akan tetapi cara mengetahuinmya tidak dapat
diberikan Tuhan kepada setiap orang, walaupun manusia menghendakinya alngsung
dari Allah. Hal ini dilukiskan dalam firman Allah surat al Baqarah (2) ayat
118.
Artinya
:’’ Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkataa : Mengapa Allah tidak
langsung berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami
?. Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti
ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.’’Informasi itu hanya
diberikan kepada orang yang dipilih Tuhan sendiri,seperti difirmankan-Nya dalam
surat Asy Syura (42) ayat 51.
Artinya
:’’ Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah barkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.’’
Manfaat
Agama bagi Manusia
1. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi
tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa
kesusahan dan kesulitan.
2.
Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar,
kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
3.
Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan
kesalahan.
4.
Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat
utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya.
Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.
. Agama Islam dan Ruang Lingkupnya.
Islam
berasal dari kata aslama, yuslimu yang berarti menyerah, tunduk dan damai.
Dari
pengertian kata di atas Islam mengandung arti berserah diri, tunduk,patuh, dan
taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kepatuhan dan ketundukkan kepada Allah
itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama
manusia dan lingkungannya.
Islam
dalam arti terminologis adalah agama yang ajaran-ajarannya diberikan Allah
kepada masyarakat manusia melalui para utusan-Nya (Rasul-rasul) yang berisi
hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam semesta. Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh para
Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw.
Semua
rasul dan nabi mengajarkan keesaan Allah (tauhid) sebagai dasar keyakinan bagi
umatnya. Sedangkan aturan-aturan pengalamannya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan budaya manusia pada zamannya. Karena itu di antara para rasul itu
terdapat perbedaan dalam syari’at.
Agama
Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah Islam yang terakhir
diturunkan Allah kepada manusia. Karena itu akan tidak ada lagi rasul yang
diutus ke muka bumi. Kesempurnaan ajaran Islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw sesuai dengan tingkat budaya manusia yang telah mencapai
puncaknya, sehingga Islam akan sesuai dengan budaya manusia sampai sejarah
manusia berakhir pada Hari Kiamat nanti.
Agama
Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik
sebagai hamba Allah, individu, anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk
dunia.
Secara
garis besar, ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal pokok yaitu:
1.
Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap
Allah dan semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
2.
Aspek norma atau hukum yang disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah yang
,mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.3.
Aspek prilaku yang disebut
akhlak,
yaitu sikap atau prilaku yang nampak dari palaksanaan aqidah dan syari’ah.
Ketiga
aspek tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyatu membentuk
kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim.
Hal
ini diungkapkan secara tegas dalam firman Allah surat Al Baqarah (2) ayat 208.
Artinya
: ‘’ Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata.’’
Antara
aqidah, syari’ah dan akhlak masing-masing saling berkaitan. Aqidah atau iman
merupakan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk melaksanakan syari’ah.
Apabila syari’ah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak. Oleh
karena itu, iman tidak hanya ada di dalam hati, tetapi ditampilkan dalam bentuk
perbuatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aqidah merupakan landasan
bagi tegak berdirinya syari’ah dan akhlak adalah perilaku nyata
pelaksanaan syari’ah.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan
bahwa agama merupakan kebutuhan pokok rohani manusia yang dibawa semenjak
manusia ada dalam kandungan .
Manusia
juga tidak bisa dipisahkan dari agama karena tidak semua persoalan bisa
diselesaikan dalam bentuk materi tetapi melalui keyakinan kepadaNYA Misalnya
persoalan kematian, rezeki dan lain-lain.
Selanjutnya
agama Islam adalah satu-satunya agama yang datang dari Allah sebagai agama
penyempurna dari agama-agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul sebelum Nabi
Muhammad saw. Dan ruang lingkup agama Islam terdiri dari aqidah, syari’ah dan
akhlak.
Oleh
: Dwi H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar