1/13/2013

Makalah Psikologi Pendidikan



MAKALAH
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Disusun untuk memenuhi Tugas mata Kuliah
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu Dr. Hj. Nur Wahyumiani, M. Pd.




Disusun oleh:
Dwi Heni Untari             11144600041
A2-11


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang. Orang yang memiliki motivasi kecenderungan untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat. Akan tetapi, kuat dan lemahnya motivasi seseorang berbeda, hal itu dipengaruhi oleh faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekolah, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar (mudjiono, 2002:98).
Menurut Biggs dan Tefler dalam Dimyanti dan Mudjiono (1994) motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnya dapat optimal. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu(Nashar,2004:11). Siswa-siswi tersebut akan memahami apa yang dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Siswa menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya. Siswa melakukan usaha atau upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini dijadikan siswa gigih dalam belajar. Apabila motif atau motivasi belajar muncul setiap kali belajar, besar kemungkinan hasil belajarnya meningkat(Nashar:2004:5). Banyak bakat siswa tidak berkembang karena tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya itu apabila siswa itu memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya itu, maka lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai hasil-hasil belajar yang semula tidak terduga.













BAB III
PEMBAHASAN
  1.  Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
1.      Motivasi Belajar
Motivasi belajar memegang peran yang sangat pentig dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi menurut Woldkowsky (dalam Prasetya dkk, 1995) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang member arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Biggs and Telfer (dalam Dimyati dkk, 1994) menyatakan bahwa pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu : 1) motivasi instrumental, 2) motivasi social, 3) motivasi berprestasi, dan 4) motivasi intrinsic. Motivasi instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman. Motivasi social berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya. Motivasi instrinsik berarti bahwa siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa antara lain :
a.       Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
b.      Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
c.       Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi.
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (dalam Prasetya, 1997) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Dalam model tersebut ada 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dn member tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
1.      Attention (perhatian)
Perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru dapat menyampaikan materi dan metode secara bervariasi, senantiasa mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan banyak menggunakan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk memperjelas konsep.
2.      Relevance (relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungannya antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
3.      Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1997) mengembangkan konsep tersebut engan mengajukan konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Self efficacy tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Agar keperayaan diri siswa menigkat guru perlu memperbanyak pengalaman berhasil siswa misalnya dengan menyusun aktivitas pembelajaran sehingga mudah dipahami, menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan untuk berhasil, dan memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran.
4.      Satisfication (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semkin termotivasi untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan dalam pencapaian tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk meningkatkan dn memelihara motivasi siswa, guru dapat memberi penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan sebagainya.
Dalam kerangka berpikir pendidikan formal, motivasi belajar menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan suatu program pendidikan. Dengan tindakan tentang persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada saat tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar yang tinggi pula. Mengingat pentingnya motivasi terhadap peningkatan belajar siswa maka guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa karena tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang dicapai akan minimum sekali. Motivasi belajar pada siswa akan menjadi lemah, lemah atau tidaknya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi lemah.
Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.
5.      Hasil Belajar
Pentingnya hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yakni bagi guru maupun bagi siswa dalam melakukan pengelolaan pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai tujuan dari pendidikan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (1994:11) hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Didalam informasi verbal, siswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya baik di depan guru maupun teman-teman yang lain. Mampu memberikan pengetahuan, ide atau gagasan kepada orang lain dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain mengungkapkan pendapat juga harus mampu menerima dan mencerna semua informasi-informasi dari guru sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat bertambah dan berkembang ke arah positif.
Adakalanya seorang guru sambil menunggu siswanya dalam berpikir tentang jawaban dari pertanyaannya, guru mata pelajaran memberikan gambaran-gambaran dahulu tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada siswa, hal itu dilakukan guru guna memperlancar cara berpikir siswanya agar masuk sasaran jawaban yang dikehendaki. Disamping informasi verbal, siswa juga dituntut untuk mampu memunculkan ide-ide setiap menghadapi suatu masalah,dalam hal ini masuk dalam kategori keterampilan intelek, didalam menghadapi suatu permasalahan tersebut, siswa-siswa harus mampu memunculkan ide juga harus disertai dengan cara berpikir yang jernih.
Keterampilan kognitif di samping berasal dari diri siswa yang selalu rajin dan tekun juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat IQ siswa. Keterampilan kognitif siswa juga masih ada hubungannya dengan keterampailan motorik, dalam keterampilan motorik berkaitan dengan kecepatan cara berpikir dalam menghadapi setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.  Sikap merupakan indikator yang tak kalah pentingnya dalam penilaian hasil belajar, sikap yang baik mencerminkan hasil belajar yang baik pula, karena di dalam proses belajar-mengajar yang berhasil akan mempengaruhi perubahan sikap belajar siswa.


















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.      Motivasi belajar  yang terdiri dari cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar siswa meliputi informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap.
2.      Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar
B.     Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
1.      Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan usahanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.
2.      Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad.1998.Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.

Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.

Djamarah, Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.

Hamalik, Oemar.2003.Prosedur Belajar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan.Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran.Jakarta:DeliaPress.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.

Sugiyono.2001.Statistik Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.

Sudjana.2002.Metode Statistik.Bandung:Tarsito.

Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.
 oleh : Dwi Heni Untari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar