MAKALAH
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Disusun untuk memenuhi Tugas mata Kuliah
Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu Dr. Hj. Nur Wahyumiani, M. Pd.
Disusun oleh:
Dwi
Heni Untari 11144600041
A2-11
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
belajar dan hasil belajar seseorang. Orang yang memiliki motivasi kecenderungan
untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang
optimal sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Semakin tinggi motivasi
yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi
belajarnya menjadi semakin meningkat. Akan tetapi, kuat dan lemahnya motivasi
seseorang berbeda, hal itu dipengaruhi oleh faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan
belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekolah, unsur-unsur dinamis dalam
belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi
siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan
apa yang menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik
dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak
mempunyai gairah dalam belajar (mudjiono, 2002:98).
Menurut Biggs dan Tefler dalam Dimyanti dan Mudjiono (1994) motivasi
belajar siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah.
Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus
menerus. Dengan tujuan agar siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat,
sehingga hasil belajar yang diraihnya dapat optimal. Motivasi belajar yang
dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
tertentu(Nashar,2004:11). Siswa-siswi tersebut akan memahami apa yang
dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Siswa
menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya di dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Siswa yang bermotivasi
tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya.
Siswa melakukan usaha atau upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar
sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang
diharapkan. Disamping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar
proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini dijadikan siswa gigih dalam belajar. Apabila
motif atau motivasi belajar muncul setiap kali belajar, besar kemungkinan hasil
belajarnya meningkat(Nashar:2004:5). Banyak bakat siswa tidak berkembang karena
tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya itu apabila siswa itu
memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya itu, maka lepaslah tenaga yang luar
biasa sehingga tercapai hasil-hasil belajar yang semula tidak terduga.
BAB III
PEMBAHASAN
- Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
1.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar memegang peran yang sangat pentig dalam
pencapaian prestasi belajar. Motivasi menurut Woldkowsky (dalam Prasetya dkk,
1995) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang member arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Biggs and Telfer (dalam Dimyati dkk, 1994) menyatakan bahwa pada
dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam
motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu : 1) motivasi
instrumental, 2) motivasi social, 3) motivasi berprestasi, dan 4) motivasi
intrinsic. Motivasi instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong
oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman. Motivasi social berarti bahwa
siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.
Motivasi instrinsik berarti bahwa siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa.
Motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa antara lain :
a.
Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat
tinggi.
b.
Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam
belajar.
c.
Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar
senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi.
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (dalam
Prasetya, 1997) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Dalam
model tersebut ada 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru
agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dn member
tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
1.
Attention (perhatian)
Perhatian siswa muncul
didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat
rangsangan sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran
yang diberikan. Agar siswa berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang
disampaikan guru dapat menyampaikan materi dan metode secara bervariasi,
senantiasa mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan
banyak menggunakan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk memperjelas
konsep.
2.
Relevance (relevansi)
Relevansi menunjukkan
adanya hubungannya antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari
memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang
dipegang.
3.
Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten
atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan
lingkungan. Bandura (1997) mengembangkan konsep tersebut engan mengajukan
konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi
bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi
syarat keberhasilan. Self efficacy tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi
siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Agar
keperayaan diri siswa menigkat guru perlu memperbanyak pengalaman berhasil
siswa misalnya dengan menyusun aktivitas pembelajaran sehingga mudah dipahami,
menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan untuk berhasil, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran.
4.
Satisfication (kepuasan)
Keberhasilan dalam
mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semkin termotivasi
untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan dalam pencapaian tujuan dipengaruhi
oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
diri siswa. Untuk meningkatkan dn memelihara motivasi siswa, guru dapat memberi
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan sebagainya.
Dalam kerangka berpikir pendidikan formal, motivasi belajar
menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan suatu program pendidikan.
Dengan tindakan tentang persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka
guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi
emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada saat
tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang
mengalami perkembangan, siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar yang tinggi
pula. Mengingat pentingnya motivasi terhadap peningkatan belajar siswa maka
guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa karena tanpa motivasi
belajar, hasil belajar yang dicapai akan minimum sekali. Motivasi belajar pada
siswa akan menjadi lemah, lemah atau tidaknya motivasi belajar akan melemahkan
kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi lemah.
Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Motivasi
sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
menggerakan perbuatan belajar. Kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan
giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk
meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah
putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa
akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan
individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu
karaena motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang
dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku
yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang
menjadi motivasi individu bersangkutan.
5.
Hasil Belajar
Pentingnya hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yakni bagi
guru maupun bagi siswa dalam melakukan pengelolaan pendidikan pada umumnya dan
khususnya mengenai tujuan dari pendidikan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan
Mujiono (1994:11) hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori
yaitu informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan
motorik dan sikap. Didalam informasi verbal, siswa dituntut mampu mengungkapkan
pendapatnya baik di depan guru maupun teman-teman yang lain. Mampu memberikan
pengetahuan, ide atau gagasan kepada orang lain dapat bermanfaat bagi orang
lain. Selain mengungkapkan pendapat juga harus mampu menerima dan mencerna
semua informasi-informasi dari guru sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat
bertambah dan berkembang ke arah positif.
Adakalanya seorang guru sambil menunggu siswanya dalam berpikir
tentang jawaban dari pertanyaannya, guru mata pelajaran memberikan
gambaran-gambaran dahulu tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada
siswa, hal itu dilakukan guru guna memperlancar cara berpikir siswanya agar
masuk sasaran jawaban yang dikehendaki. Disamping informasi verbal, siswa juga
dituntut untuk mampu memunculkan ide-ide setiap menghadapi suatu masalah,dalam
hal ini masuk dalam kategori keterampilan intelek, didalam menghadapi suatu
permasalahan tersebut, siswa-siswa harus mampu memunculkan ide juga harus
disertai dengan cara berpikir yang jernih.
Keterampilan kognitif di samping berasal dari diri siswa yang
selalu rajin dan tekun juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat IQ siswa.
Keterampilan kognitif siswa juga masih ada hubungannya dengan keterampailan
motorik, dalam keterampilan motorik berkaitan dengan kecepatan cara berpikir
dalam menghadapi setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sikap merupakan indikator yang tak kalah
pentingnya dalam penilaian hasil belajar, sikap yang baik mencerminkan hasil
belajar yang baik pula, karena di dalam proses belajar-mengajar yang berhasil
akan mempengaruhi perubahan sikap belajar siswa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.
Motivasi belajar yang
terdiri dari cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani
siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya
guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar siswa meliputi informasi
verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik dan
sikap.
2.
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi
siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan
apa yang menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik
dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak
mempunyai gairah dalam belajar
B.
Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
1.
Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan usahanya dalam rangka
memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih
bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca
koran/buku selain buku referensi.
2.
Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam
rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad.1998.Penelitian
Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Hamalik, Oemar.2003.Prosedur Belajar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan.Motivasi
Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran.Jakarta:DeliaPress.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Sugiyono.2001.Statistik Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
Sudjana.2002.Metode Statistik.Bandung:Tarsito.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.
oleh : Dwi Heni Untari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar